Selepas maghrib saya masih berkeliaran di seputar jalan area perkantoran, hanya memenuhi janji dua orang sahabat lama untuk bertemu, bercerita dan melepaskan penatnya derita seorang pekerja. Istilah itu memang terlalu lebay tapi begitulah realitanya. Sebelumnya saya sempat mempersiapkan diri terlebih dahulu, rasanya ko awut-awutan banget ya, mematut-matut diri di kaca dan akhirnya rasa percaya diri itu muncul juga.

PEMUATAN PUISI BUDHI SETYAWAN DI MEDIA MASSA DAN ANTOLOGI BERSAMA TAHUN 2017. Puisi Buset di media massa dan antologi bersama tahun 2017. Puisi Budhi Setyawan di Koran Padang Ekspres. Ada 5 puisi saya dimuat koran Padang Ekspres edisi hari Minggu 31 Desember 2017. Puisi Budhi Setyawan di Koran Pikiran Rakyat.

Lelaki yang Berjalan di Atas Laut. Pantailah tempat pasir mengubur kenangan tanda kembali, janji. Dermaga yang hilang, laut yang cekat, kemana nasib menderas. Kitalah perantau, selalu bimbang pada harapan dan jalan pulang. Menghitung-hitung musim sesaji sambil mengutuki sang matahari. Ke dasar payau ke ujung bakau, nasib baik tak sudi memanggil. Jejak sunyi seorang lelaki yang berjalan di atas laut, menuju maut. Minggu, 18 Oktober 2015. Lelaki yang Berjalan di Atas Laut.

Sepulang dari sebuah upacara kematian. Kau dapati jam di dinding kamarmu. Sebuah foto dengan bingkai kayu. Koran-koran, televisi, twitter bahkan facebook penuh dengan sri mulyani. Katanya bank dunia akan menjadi tempat berlabuh berikutnya. Dengan segala kapabilitas dan kredibilitas, ke sana ia, membawa nama bangsa. Di kampungku, sri mulyani jualan jamu.

Organisasi pencetak kader muda islam intelek dan profesional. Insan Akademis, Pengabdi, dan Pencipta. Kamis, 26 Maret 2009. Tadbir dan Adab Sebagai Kerangka Teori Manajemen Islam.