Hidup adalah pilihan, ketika kita mengambil langkah berarti kita mesti siap untuk menerima segala apa yang dihadapi. Baik suka maupun duka, mesti lapang menjalaninya. Terkadang aku merenung apakah aku layak dikatakan sebagai seorang guru? Begitu berkaca, aku sedih. Apakah diri ini sudah benar dalam mengambil jalan? Apakah ucapan tindakanku sudah selaras? Nampaknya masih banyak yang belum selaras. Walaupun begitu aku tidak mau lar.

Hanya sebuah catatan tentang aku, kamu, dan rasa yang tak tersampaikan. Benang-benang kenangan, seperti mimpi, berusaha memintal diri menjadi sebuah cerita. Tapi, seperti halnya mimpi, semakin keras ia berpikir dan berusaha mengingatnya, maka untaiannya pun terjurai, seperti sarang laba-laba. Meregang, putus, lalu lenyap. Itu hadiah ulang tahun romantis yang pernah saya dapat. Setelah saya yakinkan ia bahwa saya baik.

Aku akan berdiri di sampingmu. Hari ini di sebelah kiri. Hari yang lain di sebelah kanan. Sejajar dengan sorot mata kakimu. Aku akan mundur bila terasa maju. Juga akan maju jika terlalu mundur. Aku akan sedikit renggang bila terlau rapat. Juga akan merapat jika terasa renggang. Aku akan melihat mu tinggi walau kau pendek. Seperti memandang bayangan yang sama samarnya. Aku akan sembunyi di matamu. Tiap kali tatapnya terus bertanya di mataku.

Hanya sedang membiasakan diri untuk menulis. Seringkali berpikir, aku tak sekuat apa yang aku bayangkan. Mungkin tak bs melalui ini itu dan banyak hal. Namun karenaNya, aku mampu. Ditengah segala pikiran tetang ketidakmampuanku. Allah tidak akan pernah mengirimkan orang yang salah. Karena dari merekalah, kita belajat membesarkan hati, menerima setiap perbedaan.

Anak-anak bukanlah robot yang bisa langsung mengerjakan apa yang kita inginkan. Anak-anak adalah makhluk unik sehingga butuh seni dalam menyentuh hatinya. Senantiasa mempercayai bahwa anak-anak kita adalah juara. Seutas kata terimakasih dan selamat bagi semua anak-anak yang begitu luar biasa menorehkan penanya mencipta karya.

Paceklik Nalar Sehat dan Kesantunan dalam Politik. Jalur Maritim, Mademe Bovary dan Bisbol. IDUL ADHA DI TOLIKARA DAN PENTINGNYA KEARIFAN LOKAL. Oleh Muhammad AS Hikam Mendekati Hari Raya Idhul Adha, tampaknya sudah terdeksi adanya potensi gangguan keamanan di Tolikara, Papua, yang mengingatkan kita pada insiden Idul Fitri beberapa bulan lalu. Gerakan Protes, Apakah Demikian? .

Latihan 1, 2, 3 dan 4. Malam ini hanya kau dan aku.

Belajar dalam diam, belajar dengan mendengar, belajar dengan melihat dan belajar dengan melakukan. Terdengar teriakan emak, dengan malas ku tarik selimut yang melorot sampai ke ujung kaki. Tumpukan kertas berserakan, buku-buku berceceran di lantai. Meysa berdiam diri menatap laptopnya. Jari-jari tangannya ikut terdiam di atas tuts-tuts keyboard.