Lagak Jakarta, Melihat dari Sisi Lain. Alhamdulillah, rumah yang baru insyaalloh sudah siap. Dengan ini nur mengumumkan pindah. Kemarin ada bagian dari buku Kado Pernikahan Untuk Istriku.

Selanjutnya kami akan memperkenalkan kepada teman-teman semua, bahwa dalam kuliah kedua ini ada dua mahasiswa baru yang bergabung dengan kita. Kamis, 07 Mei 2009. Review Tugas I Mahasiswa Pembaca. Buku ini mengisahkan kehidupan sang penul.

Dan iya, sesuai judul, saya menikah! Alhamdulillaah. Percaya gak percaya, postingan ini sudah saya siapkan draft kosongnya dengan judul diatas, pada tahun 2016! Ahahah, saking sok sibuknya yah jadi malas menulis. Ingat postingan saya yang tentang Balada Drama Online.

Monday, August 3, 2009. 9 A Place For My Head. 11 Cure For The Itch.

Menata Hati, Mencipta Karakter Kebaikan. Pagi ini seperti biasa kuhirup udara pagi dikalaku terbangun. Menikmatinya membuat mataku pun perlahan merapat hingga terpejam,. Udara segar merasuk sampai kealam kedamaian jiwa. Huuu sejuknya nikmat manakah yang kau ingkari ? Perlahan kumulai membuka mata kutatap sejauh mata memandang sekitarku. Ada yang lain kurasakan hari ini,. Sungguh nikmat manakah yang kau ingkari .

Sekali, eh dua kali lagi aku mendapat amanat dari seorang, eh, dua orang teman untuk mengerjakan tugas berantai. Tak tahu kenapa teman-teman saya ini senang sekali memberi Pe-eR. Mungkin mereka-mereka ini memiliki obsesi untuk menjadi guru! Beginilah kira-kira peraturan yang harus ditulis sebelum mengerjakan tugasnya.

Must, kemarin kamu bilang apa? Iya, kurang ajar. Tanya Anas dengan nada tinggi tanda tak terima. Terima saja, itu sudah menjadi garis tangan kataku. Sebenarnya tidak adil juga mengatakan Anas demikian. Tapi mau gimana lagi,. Yang diciptakan sendiri emang begitu. Anas anak yang baik, aku kenal dia lebih dari tiga tahun. Namun, ada satu hal yang sulit diubah di tempat kerja kami,. Anas adalah salah satu korban pencitraan. Bagaimana tidak? Maka akan dilafalkan sebagai l.

Selamat ulang tahun, Republik. Jayalah selalu, makmurlah rakyatmu. Membaca sebuah artikel dari The Guardian berikut membuatku berpikir mengenai nama dan merek. What could go wrong? Dulu sempat terpikirkan hal yang begitu juga. Kalau orang kita, apakah ada yang berani.