Lekuk di bawah lampu, kecoklatan ranum. Begitu liat, membakar jantung. Membaui aromamu, bibirmu pada kulitku. Dan hati yang terus menggelora. Kartini membentuk sekolah khusus untuk membaca dan menulis untuk perempuan, di mana pada masaa itu hanya perempuan priyayi yang bisa.

When the simple things are also the most extraordinary things. Peribahasa tersebut seakan mewakili rasa kecewa kelompok yang selama ini dianggap minoritas, berbeda, terdiskriminasi, dan terpinggirkan. Karena pekerjaan perempuan tak pernah selesai dan dibayar murah atau tak dibayar atau berulang-ulang dan karena kami lah yang paling pe. Jika aku bertanya, apa yang muncul di kepalamu tentang kesan pemimpin negeri kita sekarang? Bagiku sepertinya sul.