Untuk sahabat-sahabatku, terima kasih semuanya. Dulu aku pernah kuat tapi masaku telah habis. Kini, aku tak mampu menahannya lagi. Di depan senyuman aku bersandiwara layaknya aktor terbaik dunia. Aku tidak ingin kalian mengetahuinya, dan aku juga tak ingin mengingat deritaku yang sudah lama menemani hidupku dari kecil. Jujur, aku tak mampu menjalaninya terlalu berat untuk usia sepertiku.

Airmata tak pernah jatuh sia-sia, sebab itulah cinta ada. Cinta yang bermula dari sepasang mata. Entah mengapa aku begitu mencintai mata engkau,. Padahal akhir-akhir ini ia nampak seperti tanah pemakaman. Sedikit basah dan berwarna kemerahan. Aku menduga di sana baru saja dimakamkan seorang aku, engkau juga rindu yang sakit terlalu parah. Sesungguhnya mataku adalah mata engkau juga. Di suatu malam yang gelap aku tak bisa membedakan keduanya. Aku percaya semua peristiwa bermula dari mata.

Aku tak sampai juga ke tempat tujuan yang aku ingin-inginkan selama ini. Lalu lintas sudah tak terkendali. Sudah tak asing lagi ribuan kendaraan roda empat pun dua mengelilingi dan menghalangi perjalananku.