Bila semesta berkehendak, apa pun yang kau idamkan meskipun hanya hatimu yang tahu bisa saja terkabul. Merasa belum cukup dengan itu, aku masih sempat untuk menulis artikel di majalah wanita. Saat kaca jendela diembuni gerimis. Saat harum kopi meruap di udara.

Kau berdiam di dalam sini. Maka tak heran tak ada suara-suara melintasi mimpi. Ketika ada rindu dan harapan. Tak terperi bagaimana esok tergambarkan. Tetapi memulai kini memang tak semudah kata-kata. Tak ada aroma kopi pagi hari. Tak ada bangun dini dan menyiapkan diri. Sesaat itu juga cahaya seperti mangkir dari jendela.

An angel after me? Lihat profil lengkap saya.

Poetry review - نقد شعري.

Rabu, 29 Juli 2015. Dan senja yang jatuh kelopaknya. Jejak-jejak seperti kening bayi yang dingin. Dari tubuh yang semakin berat hasrat. Peluh di lengan pergi duluan. Kamis, 30 Oktober 2014. Di selatan beranda redup angin. Bincang bincang kecil yang tak hanya.

Sunday, 3 May 2015. Setelah beberapa bulan proses pengamatan dan aklimatisasi. Akhirnya saya punya keinginan lagi untuk menulis. Untuk saat ini, Bandung punya segala yang hati saya butuhkan. Hawa yang bersahabat, juga rintik hujan yang seringkali lembut. ya, hujan kerap mengguyur kota ini semenjak kepindahan saya pada bulan Januari kemarin. Saya resmi menjadi kaum migran. Di sebuah kota yang asing. Sebagai orang baru, teru.

My life is a miniature of a gigantic roller coaster. 8220;Nona, kau menunggu loket nomor enam dibuka, bukan? 8221; Seorang bapak menghampiriku. Seketika semua lamunan buyar dan aku kembali sadar. Aku masih duduk di sisi trotoar, di depan gedung tua keemasan yang sepertinya menjadi wakil matahari untuk memancarkan kilaunya yang terang benderang. 8220;Iya, apakah loketnya sudah buka? 8220;Terimakasih banyak atas informasinya. Aku mulai menempati jalur antrian.

Pada sebuah taman - sendirian menanti hujan - tenggelam dalam lamunan. Oh, the Places I Go. Sunday, 9 August 2015. Saturday, 8 August 2015. Ada surat datang pagi ini. Isinya puisi dengan larik-larik hujan. Di dalamnya tersimpan sisa senyuman. Ada kehilangan yang sedikit terlupakan. Thursday, 6 August 2015. Tapi dia yang paling mencinta adalah dia yang tidak memb.

Harmonisasi pikiran dengan ucapan yang kadang tak senada. Tak lagi adu akal seperti dulu. Saat kau panggil mereka ke kamar tidur. Mereka mengirim surat, bertanya kabar. Apa kabar pendongeng itu? Lama ia tak bercerita! Kujawab dengan bilang kau baik saja. Selain uban dan waktu luang yang tak seberapa. Ditulis pada sudut bawah suratnya. Kami rindu dongeng malamnya dulu. Begitu pula kau bukan? Ah, aku tertangkap.

Hari ini aku membuka kembali lembar materi kuliah semester pertama,. Buku catatanku, disana tertulis tanggal pertama kali aku melihatmu,. Entahlah kau melihatku atau tidak. Hari itu, kita masih mengenakan seragam hitam putih. Hari itu aku menemukan indahnya ibukota. Kau takut jika rasanya tumbuh. Ketahuilah rasa takut itu lahir karena kita tak ingin memiliki rasa kehilangan. Where I supposed to go? April 23, 2014.